Subneting IPV4 class C
Pendahuluan
a.Pengertian
Subnetting adalah sebuah teknik yang mengizinkan para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia dengan lebih efisien. Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting, anda bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan.
Subneting juga mempermudah dalam pengelolaan dan kinerja jaringan. Jika
subneting dianalogikan dalam kehidupan nyata, maka akan seperti gambar
dibawah. Dengan pengaturan subneting, maka akan terbentuk seperti gang-gang
kecil ke komplek masing-masing sehingga mudah dalam membedakan jaringan
dan pengiriman data ke tujuan.
subneting dianalogikan dalam kehidupan nyata, maka akan seperti gambar
dibawah. Dengan pengaturan subneting, maka akan terbentuk seperti gang-gang
kecil ke komplek masing-masing sehingga mudah dalam membedakan jaringan
dan pengiriman data ke tujuan.
b.Latar Belakang dan Latar Permasalahan
Beberapa dari kita mungkin masih ada yang bingung dengan subneting, bahkan yang tidak mengetahui mengenai subneting dan main asal memasukan IP maka settingannya hanya sia-sia saja karna tidak akan berfungsi.
c.Maksud dan Tujuan
Agar subnet dapat bekerja, router harus diberi tahu bagian mana dari host ID yang digunakan untuk network ID subnet. Cara ini diperoleh dengan menggunakan angka 32 bit lain, yang dikenal dengan subnet mask. Bit IP address yang mewakili network ID tampil dengan angka 1 di dalam mask, dan bit IP address yang menjadi host ID tampil dengan angka 0 di dalam mask. Jadi biasanya, sebuah subnet mask memiliki deretan angka-angka 1 di sebelah kiri, kemudian diikuti dengan deretan angka 0.
Sebagai contoh, subnet mask untuk subnet di Picture 1 – dimana network ID yang berisi 16 bit network ID ditambah tambahan 4-bit subnet ID – terlihat seperti ini:
Agar subnet dapat bekerja, router harus diberi tahu bagian mana dari host ID yang digunakan untuk network ID subnet. Cara ini diperoleh dengan menggunakan angka 32 bit lain, yang dikenal dengan subnet mask. Bit IP address yang mewakili network ID tampil dengan angka 1 di dalam mask, dan bit IP address yang menjadi host ID tampil dengan angka 0 di dalam mask. Jadi biasanya, sebuah subnet mask memiliki deretan angka-angka 1 di sebelah kiri, kemudian diikuti dengan deretan angka 0.
Sebagai contoh, subnet mask untuk subnet di Picture 1 – dimana network ID yang berisi 16 bit network ID ditambah tambahan 4-bit subnet ID – terlihat seperti ini:
11111111 11111111 11110000 00000000
Atau dengan kata lain, 20 bit pertama adalah 1, dan sisanya 12 bit adalah 0. Jadi, network ID memiliki panjang 20 bit, dan bagian host ID yang telah disubnetkan memiliki panjang 12 bit.
Untuk menentukan network ID dari sebuah IP address, router harus memiliki kedua IP address dan subnet masknya. Router kemudian menjalankan operasi logika AND di IP address dan mengekstrak (menghasilkan) network ID. Untuk menjalankan operasi logika AND, tiap bit di dalam IP address dibandingkan dengan bit subnet mask. Jika kedua bit 1, maka hasilnya adalah, Jika salah satu bit 0, maka hasilnya adalah 0.
Sebagai contoh, berikut ini adalah contoh network address yang di hasilkan dari IP address menggunakan 20-bit subnet mask dari contoh sebelumnya.
d.Hasil yang Diharapkan
Agar mendapatkan perhitungan IP yang sesuai
Proses Pengerjaan
Dalam pembahasan ini, kita akan belajar untuk mengerjakan berbagai variasi soal
subneting. Soal subnetingnya sebagai berikut guys.
Carilah total ip, netmask, ip network, broadcast dan host untuk masing-masing ip
dibawah:
subneting. Soal subnetingnya sebagai berikut guys.
Carilah total ip, netmask, ip network, broadcast dan host untuk masing-masing ip
dibawah:
192.168.10.10/25
Langsung uji LAB :
a.Total IP
: 128
Didapat dari 2^7 = 128, 7 merupakan Host ID dari subnet /25
b. Netmask
: 255.255.255.128
Didapat dari 256 – Total IP = 256 – 128 = 128 menjadi
255.255.255.128
c.IP Network
: 192.168.10.0
Jumlah subnet adalah 2^1, 1 adalah Subnet ID. IP 192.168.2.10
masuk dalam subnet ke-1 karena berada dalam range 0-127
sehingga IP Networknya 192.168.10.0
d. Broadcast : 192.168.10.127
IP Network setelahnya dikurangi 1 => 192.168.10.128 – 1 =
192.168.10.127
eHost
: 192.168.10.1 – 192.168.10.126
Jumlah ip yg dapat dipakai adalah 126 didapat dari 128 – 2 karena
dipakai untuk IP Network dan broadcast.
a.Total IP
: 128
Didapat dari 2^7 = 128, 7 merupakan Host ID dari subnet /25
b. Netmask
: 255.255.255.128
Didapat dari 256 – Total IP = 256 – 128 = 128 menjadi
255.255.255.128
c.IP Network
: 192.168.10.0
Jumlah subnet adalah 2^1, 1 adalah Subnet ID. IP 192.168.2.10
masuk dalam subnet ke-1 karena berada dalam range 0-127
sehingga IP Networknya 192.168.10.0
d. Broadcast : 192.168.10.127
IP Network setelahnya dikurangi 1 => 192.168.10.128 – 1 =
192.168.10.127
eHost
: 192.168.10.1 – 192.168.10.126
Jumlah ip yg dapat dipakai adalah 126 didapat dari 128 – 2 karena
dipakai untuk IP Network dan broadcast.
Kesimpulan
Dengan adanya subneting ini akan membantu kita dalam perhitungan subnet pada kelas C.
Sekian dari saya bila ada kesamaan ide atau refrensi mungkin itu hanya kebetulan semata.
Post a Comment